Wednesday, May 2, 2007

ALBUM KEDUA: Camelia 2

PUISI-PUISI EBIET G. ADE
Berita Kepada Kawan
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang, engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan

Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih

Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya "Mengapa?"
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukhabarkan semuanya
Kepada karang, kepada ombak, kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.

Camelia II
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Gugusan hari-hari indah bersamamu Camelia
Bangkitkan kembali rinduku mengajakku ke sana
Ingin ku berlari mengejar seribu bayangmu Camelia
Tak perduli kan kuterjang, biarpun harus kutembus padang ilalang

Tiba-tiba langkahku terhenti
Sejuta tangan telah menahanku
Ingin kumaki mereka berkata
Tak perlu kau berlari mengejar mimpi yang tak pasti
Hari ini juga mimpi
Maka biarkan ia datang di hatimu…
Di hatimu


Cita-Cita Kecil Si Anak Desa
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Aku pernah punya cita-cita hidup jadi petani kecil
Tinggal di rumah desa dengan sawah di sekelilingku
Luas kebunku sehalaman kan kutanami buah dan sayuran
Dan di kandang belakang rumah kupelihara bermacam-macam peliharaan
Aku pasti akan hidup tenang
Jauh dari bising kota yang kering dan kejam
Aku akan turun berkebun mengerjakan sawah ladangku sendiri
Dan menuai padi yang kuning bernas dengan istri dan anakku
Memang cita-citaku sederhana sebab aku terlahir dari desa

Istriku harus cantik, lincah dan gesit
Tapi ia juga harus cerdik dan pintar
Siapa tahu nanti aku kan terpilih jadi kepala desa
Kan kubangkitkan semangat rakyatku dan kubangun desaku

Desaku pun pasti mengharap aku pulang
Akupun rindu membasahi bumi dengan keringatku
Tapi semua itu hanyalah tergantung padaNya jua
Tapi aku merasa bangga
Setidak-tidaknya aku punya cita-cita



Nyanyian Ombak
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Kau campakkan dan kau terlantarkan
Kembang yang kupersembahkan kepadamu, sepenuh hati
Kau diamkan bahkan kau tinggalkan
Aku yang tertegun di dalam rindu, di dalam sepi

Benarkah telah kering kasih sayang di jantungmu
Layaknya musim ini berkaca pada sikapmu
Ranting-ranting patah gemertak, belalang pun terbang mencari hijau
Sisi ladangku tak lagi subur untuk tumbuhkan cinta kasihmu

Kau dengarkan dan coba renungkan
gelombang di laut, nyanyian rindu
Menikam kalbu
.

Cinta Di Kereta Biru Malam
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Semakin dekat aku memandangmu, semakin tegas rindu di keningmu
Gelora cinta membara di pipimu
Gemercik hujan di luar jendela, engkau terpejam bibirmu merekah
Mengisyaratkan hasrat di tanganmu

Selimut biru yang kau ulurkan kepadaku
Penahan dingin di kereta biru malam
Kau nyalakan gairah nafsuku
Kau hela cinta di dadaku
Kau ciptakan musik irama tra la la la la la la
Kau ciptakan gerak irama tra la la la la la la
Kau ciptakan panas irama tra la la la la la la
Kau ciptakan musik irama tra la la la la la la
Kau ciptakan diam irama tra la la la la la la

Butir keringat basah bersatu, deru nafas birahi pun bersatu
Kereta makin pelan dan berhenti
Kuulurkan lembut tanganku, kubenahi kusut gaunmu,
Engkau tersenyum pahit dan menangis

Selimut biru yang kau ulurkan kepadaku
Kini basah bersimbah peluh kita berdua
Kuhempaskan lelah tubuhku, kubuang cinta di dadaku
Kuciptakan janji irama tra la la la la la la
Kuciptakan ingkar irama tra la la la la la la
Kuciptakan dosa irama tra la la la la la la
Kuciptakan diam irama tra la la la la la la.


Mimpi Di Parang Tritis
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Engkau terlena dalam pelukan dingin malam
Matamu terpejam, kembang masih erat kau genggam
Butir pasir beterbangan, sinar bulan berkilauan
Kau tersenyum dalam diam, kau tertidur makin lelap
Seperti bintang wajahmu gemerlap

Kudekap erat sukmamu, kuselimuti tubuhmu
Aku terjaga, pekik ombak laut selatan
Matahari pagi di atas puncak bukit karang
Sebatang pohon kering membelah matahariku
Kubertanya kepadamu: "Mimpi indahkah kau semalam?"
Kiranya kini kau telah hilang musnah
Seperti namamu yang kutuliskan di pasir
Ditelan ombak pantai laut selatan.


Hidup III
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Sekarang aku tengah tengadah ke langit
Berjalan di atas bintang-bintang
Bersembunyi dari bayang-bayangku sendiri
Yang sengaja kutinggal di atas bukit

Barangkali tanganMu takkan lagi mengejarku
Untuk merenggut segenap hidupku
Aku yang sembunyi di bawah kulitku sendiri
Kapan lagi akan mampu berdiri

Lihatlah kedua belah tanganku yang kini nampak mulai gemetaran
Sebab ada yang tak seimbang antara hasrat dan beban
Atau kerna jiwaku yang kini mulai rapuh
Gampang diguncangkan angin
Lihatlah bilik di jantungku denyutnya tak rapi lagi
Seperti akan segera terhenti
Kemudian sepi dan mati.


Kontradiksi Di Dalam
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Aku sering merasa kesal serta bosan
Menunggu matahari bangkit dari tidur
Malam terasa panjang dan tak berarti
Sementara mimpi membawa pikiran makin kusut

Maka wajar saja bila aku berteriak di tengah malam
Itu hanya sekedar untuk mengurangi
beban yang memberat di kedua pundakku
Aku ingin segera bertemu dengan wajahmu pagi
Untuk kucanda dan kucumbu, di situ ku dapat cintaku

Aku sering merasa muak serta sedih
Bila setiap kali harus aku saksikan
Wajah-wajah dusta masih tega tertawa
Sementara korban merintih di kedua kakinya.


Frustrasi
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Semalaman aku terbaring di sini
Di balik dinding bambu yang tua aku sendiri
Buku jariku meregang aku ingin berdiri
Tapi bulu kudukku menari lembut dihembus angin

Aku bernyanyi untuk menahan letih
Bukan jatuh cinta padamu gadis manis
Telah kupejamkan semua mata
Bagi cinta kasih yang gemerlapan
Biar ku benahi hasrat di hati
Kemana pun langkah kan kubawa lari
Tubuh dan sukmaku yang dalam sakit
Dibakar semangat bumi yang semakin tak bisa ku mengerti
Sekarang pun aku masih ragu-ragu
Mesti ke manakah mataku memandang jauh.

Sajak Pendek Bagi I. R.
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Ku simpan asa di rerumputan
Tempat kita pernah berjalin tangan
Nafasku dan nafasmu saling bertautan
Meniti kasih di selembar benang

Kubunuh rindu di sudut ruang
Tempat kita pernah mesra berbincang
Yang kini tumbuh menjadi dendam
Kau bakar cinta, kau tikam luka

Haruskah aku kalah lagi
Setelah kalah dan kalah
Mestikah aku jatuh lagi
Setelah jatuh dan jatuh
Atau harus aku gali kubur kita berdua
Dan kutancapkan tonggak kayu atas kemenanganku
Keputusannya ada pada sikapmu
Dan suasana di batinku
Tuhan, maafkan aku

No comments: