Wednesday, May 2, 2007

ALBUM KETIGA: CAMELIA 3

PUISI-PUISI
Elegi Esok Pagi
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Izinkanlah kukecup keningmu
Bukan hanya ada di dalam angan
Esok pagi kau buka jendela
Kan kau dapati seikat kembang merah

Engkau tahu aku mulai bosan
Bercumbu dengan bayang-bayang
Bantulah aku temukan diri
Menyambut pagi membuang sepi

Izinkanlah aku kenang sejenak perjalanan
Dan biarkan kumengerti apa yang tersimpan di matamu
Barangkali di tengah telaga ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini bukan jadi mimpi di atas mimpi

Izinkanlah aku rindu pada hitam rambutmu
Dan biarkan kubernyanyi
Demi hati yang risau ini.

Camellia III
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Di sini di batu ini
Akan kutuliskan lagi namaku dan namamu
Maafkan bila waktu itu
Dengan tuliskan nama kita, kuanggap engkau berlebihan

Sekarang setelah kau pergi
Kurasakan makna tulisanmu
Meski samar tapi jelas tegas
Engkau hendak tinggalkan kenangan
Dan kenangan…

Di sini kau petikkan kembang
Kemudian engkau selipkan pada tali gitarku
Maafkan bila waktu itu kucabut dan kubuang
Kau pungut lagi dan kau bersihkan

Engkau berlari sambil mengangis
Kau dekap erat kembang itu
Sekarang baru aku mengerti
Ternyata kembangmu kembang terakhir
Yang terakhir …

Oh! Camellia
Katakanlah di satu mimpiku
Oh! Camellia
Maafkanlah segala khilaf dan salahku

Di sini di kamar ini, yang ada tinggal gambarmu
Kusimpan dekat dengan tidurku
Dan mimpiku.

Dosa Siapa, Ini Dosa Siapa?
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Kudengar suara jerit tangismu, sesepi gunung
Kulihat bening bola matamu, sesejuk gunung
Oh! engkau anakku yang menanggungkan noda
Sedang engkau terlahir mestinya sebening kaca
Apa yang dapat kubanggakan, kata maafku pun belum kau mengerti

Dosa siapa, ini dosa siapa
Salah siapa, ini salah siapa
Mestinya aku tak bertanya lagi

Kudengar ceria suara tawamu, menikam jantung
Kulihat rona segar di pipimu, segelap mendung
Oh! engkau anakku yang segera tumbuh dewasa
Dengan selaksa beban mestinya sesuci bulan
Apa yang dapat kudambakan, kata sesalku pun belum kau mengerti

Dosa siapa, ini dosa siapa
Salah siapa, ini salah siapa
Jawabnya ada di relung hati ini.


Kalian Dengarkah Keluhanku?
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Dari pintu ke pintu kucoba tawarkan nama
Demi terhenti tangis anakku dan keluh ibunya
Tetapi nampaknya semua mata memandangku curiga
Seperti hendak telanjangi dan kuliti jiwaku

Apakah buku diri ini harus selalu hitam pekat
Apakah dalam sejarah orang mesti jadi pahlawan
Sedang Tuhan di atas sana tak pernah menghukum
Dengan sinar matanya yang lebih tajam dari matahari

Ke manakah sirnanya nurani embun pagi
Yang biasanya ramah kini membakar hati
Apakah bila terlanjur salah akan tetap dianggap salah
Tak ada waktu lagi benahi diri
Tak ada tempat lagi untuk kembali

Kembali dari keterasingan ke bumi beradab
Ternyata lebih menyakitkan dari derita panjang
Tuhan bimbinglah batin ini agar tak gelap mata
Dan sampaikan rasa inginku kembali bersatu.

Sepucuk Surat Cinta
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Coba kau tinggalkan aku sendiri
Untuk belajar menahan kerinduan
Dan untuk menimbang sampai seberapa
Kadar cinta kasihku kepadamu
Sampai seberapa kesetiaanku, padamu

Coba kau biarkan aku berfikir
Apa yang mesti kukatakan padamu
Setiap orang selalu saja bicara
Tentang masa depan dan masa silam
Aku akan jujur saja kukatakan aku cinta padamu

Kulihat kaki-kaki burung berdansa
Kudengar putik-putik kembang berdendang
Itukah petanda aku jatuh cinta
Itukah petanda hatiku kembali tergugah

Coba kau renungkan sekali lagi
Di sisi manakah ku harus berdiri
Sebab ini semua tergantung padamu
Sedang di sini telah kubuka tanganku
Sekarang tinggal bagaimanakah kau bersikap padaku

Kekerasanmu mulai aku sukai
Sikap-sikapmu pun telah ku mengerti
Pandangan hidupmu aku pun setuju
Walau kita ada di jalan berbeda
Tetapi jelas bahwa tujuan kita sama, padaNya

Benarkah di satu sudutmu Jakarta
Cintaku mulai tumbuh subur
Atau semua ini hanyalah sejenak
Seperti yang selalu aku dapati
Seperti yang selalu aku temui
Berakhir.

Lolong
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Jembatan batu di sebelahku diam
Pancuran bambu kecil memercikkan air
Menghempas di atas batu hitam
Merintih menikam sepi pagi

Pucuk-pucuk cemara bergoyang-goyang
Diterpa angin dingin bukit ini
Seperti mengisyaratkan doa rahasia alam diam di sekitarnya
Di sini pun aku mencari Engkau
Setiap kali kupanggili namaMu
Namun selalu saja hanya gema suaraku
Yang terdengar rindu

Gadis manis duduk di sebelahku
Menyematkan kembang di saku bajuku
Dan bercerita tentang sepasang burung
yang bercumbu di atas dahan
Tetapi sepi tetap bergayut di dada
Selalu ku teriakkan kata "Di mana?"
Tetapi rindu tetap bergayut di dada
Selalu ku teriakkan kata "Di mana?"

Ketika pulang aku turun ke kali
Dan berkaca di atas air
kulihat wajahku letih dan tua
Tapi aku berusaha tertawa
Anggap hidup hanya sandiwara
Yang kan berakhir segera.

Hidup IV
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Oh! rentangkan tanganMu bersama datang malam
Agar dapat kurebahkan kepala pada bulan di lenganMu
Oh! hembuskanlah nafas iman ke dalam sukma
Agar dapat kuyakini hidup dan kehidupan ini

Di gunung kucari Kamu
Di sini pun kucari Kamu
Di mana kan kutemui Kamu
Untuk luluh dalam genggamanMu

Oh! bisikkanlah kemanakah langkah mesti ku bawa
Agar pasti akan bertemu untuk kutumpahkan rindu
Di lenganMu kutemukan cinta
Di mataMu memancar makna
Rindu ini tak tertahan lagi
Untuk menangis di pangkuanMu.

Saksikan Bahwa Sepi
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Dengarlah suara gemercik air di balik rumpun bambu
Di sudut dusun
Lihatlah pancuran berdansa riang
Menyapa batuan, menjemput bulan
Ada perempuan renta menimba,
terbungkuk namun sempat senandungkan tembang
Sedang di balik pagar gadis berdendang
Tengah mandi telanjang

Dengarlah suara nafas jalanan
Di balik gedung tinggi di bawah terik
Lihatlah geriap lalu lalang
Disaput debu panas kasih pun sirna
Ada perempuan tua berdandan
Bergincu tebal senandungkan dosa
Sedang di balik dinding jejaka gelisah
Menunggu saat berkencan

Sangatlah nyata beda antara berdiri di bebukitan sejuk
Dengan di bawah terik matahari
Saksikan bahwa sepi
Lebih berarti dari keriuhan.

Ada Yang Tak Mampu Ku Lupa
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Ada yang tak mampu ku lupa
Bulu lembut di keningmu
Yang meremang kala ku kecup
Dan ketika ku sibak rambutmu

Ada yang tak hendak ku buang
Serangkaian kenang-kenangan
Yang tergambar di gelap malam
Dan tersimpan di pucuk daunan

Langit di atas simpang jalan menemaniku bernyanyi
Bagai gejolak pohonan runtuh
Bersama gitar, bersama sepi, bersama luka dan cinta
Aku masih sempat bernyanyi lagi

Ada yang mesti ku pikir lagi
Melepas dendam dan sakit hati
Dan berjuang membendung benci
T
uhan jagalah tanganku ini.

UntukMu Kekasih
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade
Ingin berjalan berdua denganmu kekasih
Lewati malam setelah usai rinai gerimis
Lelawa jadi luruh dengan rumput biru
Jemari tangan kita lekat jadi satu
Pipimu memerah, hasratku merekah
Kenapakah waktu tertinggal jauh

Kukatakan kepadamu tentang hijau huma
Yang bakal kita kerjakan dengan sederhana
Kita segera akrab dengan sinar pagi
Nyanyikan kupu-kupu hinggap di rambutmu
Tersenyumlah kamu, tertawalah aku
Kenapakah waktu tertinggal jauh

Malam suntingkan rembulan untukku
Agar cinta tak berpaling dariku
Lama aku pelajari satu puisi
Sayang bila hanya angin yang mengerti
Oh! burung bernyanyilah
Demi terjalin cinta.